POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR MELALUI PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR EM4

Hendro Jatmiko Sormin; Daniel Daniel; Nataniel Tandirogang

doi:10.30872/jkm.v22i2.1212

Hendro Jatmiko Sormin
Daniel Daniel Jurusan Kimia FMIPA UNMUL
Nataniel Tandirogang

DOI: https://doi.org/10.30872/jkm.v22i2.1212

Abstract

Desa Girimukti is a village of East Kalimantan, Penajam Paser Utara. According to data for 2021, a privately owned area of around 16,000 ha will have a population of 6,730 persons and 1,908 occupied homes. The rising creation of garbage, especially home organic waste, is being caused by a sizable population. If handled improperly, it will contaminate the environment. Utilizing fermentation to transform trash into liquid organic fertilizer is one solution that is possible. Study In order to produce liquid organic fertilizer, it is necessary to know the ideal ratio of organic waste to bioactivator as well as the best fermentation time to obtain the highest nutritional content. In this research, EM4, water, and sugar are added to a reactor that already has household organic waste present in the form of vegetables. In order to test the macronutrient content, which includes C-organic, N, P, K, and pH, samples were taken on days 5, 10, and 15 of the 15-day fermentation process. In this study, the addition ratio of EM4 to vegetable waste was 30:100, with a lengthy fermentation period of 10 days. This provided the finest liquid organic fertilizer. The best pH, C-organic content, N, P, and K contents are 11.99%, 4.45%, 5.54%, 4.8200%, and 6.82, respectively. The produced liquid organic fertilizer satisfies the requirements for quality of MOA 70 of 2011.

Keyword

Bioactivator, EM4, Organic Waste, Liquid Organic Fertilizer.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] R. Ratnawati, Sugito, N. Permatasari, dan M.F. Arrijal, “Pemanfaatan Rumen Sapid an Jerami sebagai Pupuk Organik,” Seminar Hasil Riset dan Pengabdian-1, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2018
[2] B. I. Safirul, M. Fauzi, dan T. Ismail, “Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran Pada Pabrik Gula-Alkohol Terintegrasi,” Jurnal Teknik POMITS, vol. 1 no. 1, hal. 1-6, 2012.
[3] T. Pakki, R. Adawiyah, A. Yuswana, Namriah, M. A. Dirgantoro, A. Slamet, “Pemanfaatan Eco-Ensyme Berbahan Dasar Sisa Bahan Organik Rumah Tangga Dalam Budidaya Tanaman Sayuran di Pekarangan,” in Prosiding PEPADU 2021, Universitas Halu Oleo : Kendari, Nov 17, 2021 , [Online]. Available : https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/article/view/385
[4] S. Hadisuwito, “Membuat Pupuk Kompos Cair,” Jakarta: PT. Agromedia Pustaka, 2012.
[5] Y. Bahtiar, M. P. T Laily, N. L. Aini, S. A. F. Causa, “Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Sayuran Pada Kelompok Wanita Tani Seroja di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 5, no. 1, hal 14, 2022
[6] M.K. Huda, “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urin Sapi Dengan Aditif Tetes (Molasse) Metode Fermentas,” Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013.
[7] M. Febrianna, S. Prijono, N. Kusumarini, “Pemanfaatan Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Serapan Nitrogen serta Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica Juncea L.) pada Tanah Berpasir,” Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, vol. 5, no.2, hal. 1009-1018, 2018.
[8] A. Mirawati dan Winarsih, “Kualitas Kompos Berbahan Dasar Sampah Rumah Tangga, Sampah Kulit Buah, dan Sampah Daun dalam Lubang Resapan Biopori,” LenteraBio, vol. 8, no. 3, hal. 225-230, 2019.
[9] Ela, “Analisis Kimia Pupuk Organik Cair Kombinasi Limbah Air Sagu Dengan Penambahan Abu Sabut Kelapa,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, Indonesia, 2019
[10] T. M. Reza, “Pengukuran Kadar Nitrogen, Fosfor, dan Kalium Pada Pupuk Anorganik Sebagai Penentu Kualitas Pupuk,” Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 2015.
[11] Darnah, I. Haroh, dan Kiswanto, “Edukasi Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan Metode Fermentasi Anaerob di Desa Gas Alam,” Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 2021.
[12] A. Supadma, D. M. Arthagama, “Uji Formulasi Kualitas Pupuk Kompos yang Bersumber dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Ternah Ayam, Sapi, Babi, dan Tanaman Pahitan,” Jurnal Bumi Lestari, vol. 8, No. 2, hal. 113-121, 2008.
[13] Sulfianti, Risman, dan I. Saputri, “Analisis NPK Pupuk Organik Cair dari Berbagai Jenis Air Cucian Beras dengan Metode Fermentasi yang Berbeda,” Jurnal Agrotech, vol. 11, no. 1, hal. 36-42, 2021.
[14] P. Nugroho, “Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair,” Yogyakarta: Pustaka Baru, 2013.
[15] Marlinda “Pengaruh Penambahan Bioaktivator EM4 dan Promi dalam Pembuatan Pupuk Cair Organik dari Sampah Organik Rumah Tangga,” Jurnal Konversi, vol. 4, No.2, hal. 4, 2015.
[16] R.Y. Cesaria, R. Wrosoedarmo, B. Suharti, “Pengaruh Penggunaan Starter Terhadap Kualitas Fermentasi Limba Cair Tapioka Sebagai Alternatif Pupuk Cair,” Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, vol. 12, 2014.
[17] Tejasarwana, “Mikrobiologi Dasar,” Jakarta: Erlangga, 1995.
[18] H. B. Yuta, Xie, R. Khan, G. Shen, “The Change in Carbon, Humic Substances During Organik-Inorganic Aerobic Co-Composting,” Journal Bioresource Technology, vol. 271, hal. 228-235, 2019
[19] R. A. Wijaksono, R. Subiantoro, B. Utoyo, “Pengaruh Lama Fermentasi pada Kualitas Pupuk Kandang Kambing,” Jurnal Agro Industri Perkebunan, vol. 4, No.2, hal. 88-96, 2016.
[20] D. Kurniawan, S. Kumalaningsih, N. M. Sabrina, “Pengaruh Volume Penambahan Effective Microorganism 4 (EM4) 1% dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Pupuk Bokashi dari Kotoran Kelinci dan Limbah Nangka,” Jurnal Industri, vol. 2, no.1, hal. 57-66, 2013.
[21] F. Suwardiyono, Maharani, Harianingsih, “Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Rebusan Olahan Kedelai Menggunakan Effective Mikroorganisme,” Jurnal Inovasi Teknik Kimia, vol. 4, No.2, hal. 44-48, 2019.
[22] P. W. Ratrinia, Uju, P. Suptijah, “Efektivitas Penambahan Bioaktivator Laut dan Limbah Cair Surimi pada Karakteristik Pupuk Organik Cair dari Sargassum sp.,” Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,” vol. 19, No. 3, hal. 309-320, 2016.
[23] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.
[24] N. Sondari, Suparman, L. Sugiarti, R. Abdullah, E. Sufiadi, “Petunjuk Praktikum Ilmu Kesuburan Tanah,” Sumedang: Universitas Winaya Mukti Tanjungsari, 2020.